Telin Resmikan CLS Manado-Minahasa : Menguatkan Ekosistem Digital Indonesia Timur Menuju Konektivitas Yang Lebih Beragam dan Premium

Peresmian Cable Landing Station (CLS) di Minahasa menandai langkah strategis Telin dalam memperluas infrastruktur digital nasional, khususnya di wilayah timur Indonesia. Fasilitas ini juga akan menjadi bagian dari sistem kabel bawah laut Bifrost, yang akan mendorong pertumbuhan konektivitas internasional dan memperkuat posisi Indonesia di kancah digital regional.

Telin Resmikan CLS Manado-Minahasa : Menguatkan Ekosistem Digital Indonesia Timur Menuju Konektivitas Yang Lebih Beragam dan Premium

Minahasa, 17 Juli 2025 – PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), anak perusahaan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), dengan bangga mengumumkan peresmian Cable Landing Station (CLS) terbaru yang berlokasi di Kalasey, Minahasa. Pencapaian ini menjadi langkah besar dalam misi Telin untuk memperkuat konektivitas internasional serta infrastruktur digital Indonesia, dengan fokus khusus pada penguatan wilayah Indonesia Timur.

Acara peresmian ini dihadiri oleh jajaran pimpinan Telkom Group, antara lain CEO CFU WIB Telkom Group – Honesti Basyir; Komisaris Utama Telin – Muhammad Rofik; Komisaris Telin – Bambang A. Margono; jajaran Direksi Telin – Budi Satria Dharma Purba, Kharisma, Abdul Rahman Ansyory, dan Doni Andriansyah; Direktur Bisnis GSD – Amini Kusumawati; Plt. CEO Telkom Infrastruktur – Slamet Riyanto; Direktur Operasional Telkom Akses – Ambari; serta EVP Telkom Regional V – Amin Soebagyo.

CLS Manado-Minahasa merupakan bagian integral dari Sistem Kabel Bifrost, proyek kabel bawah laut internasional yang dikembangkan melalui kolaborasi antara Telin, Keppel, dan Meta Meta. Sistem ini menghubungkan Asia Tenggara langsung dengan Amerika Utara melalui jalur laut strategis seperti Laut Jawa dan Laut Sulawesi, sehingga memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem trafik data global.

Sejak pengumuman proyek Bifrost pada tahun 2021, Telin telah melakukan serangkaian tahapan penting, yakni pemilihan lokasi CLS Manado-Minahasa, pelaksanaan peletakan

batu pertama pada Oktober 2024, serta penyelesaian konstruksi dan pendaratan kabel pada awal tahun 2025. Setelah kabel berhasil mendarat di CLS Jakarta tahun lalu dan Minahasa di awal tahun 2025, saat ini CLS Manado-Minahasa telah selesai diaktifkan dan terintegrasi ke dalam jaringan Telkom. Fasilitas ini siap mendukung pengembangan konektivitas berkapasitas tinggi dan sistem kabel internasional yang terus bertambah.

Honesti Basyir, CEO CFU WIB Telkom Group, menyampaikan bahwa “Cable Landing Station Manado-Minahasa menjadi langkah strategis Indonesia dalam mengokohkan posisinya sebagai pusat digital utama di kawasan Asia-Pasifik. Dengan akses langsung lintas Pasifik melalui Bifrost dan kesiapan untuk kabel-kabel internasional berikutnya, kami membangun fondasi kuat bagi konektivitas, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.”

Budi Satria Dharma Purba, CEO Telin, menambahkan, “CLS Manado-Minahasa bukan sekadar fasilitas fisik, melainkan pintu gerbang penting bagi Indonesia untuk mengambil peran sentral di era digital. Dengan mendukung Bifrost dan sistem kabel lainnya di masa depan, kami menghadirkan konektivitas yang lebih luas, mendorong inovasi, dan membuka peluang ekonomi di kawasan Asia Pasifik.”

CLS Manado-Minahasa dirancang dengan infrastruktur yang dapat diskalakan (scalable), mampu menampung berbagai sistem kabel laut internasional. Fasilitas ini dilengkapi integrasi Beach Man Hole (BMH) dan koneksi front-haul yang andal, menjadikannya titik ideal bagi pendaratan kabel laut dan platform digital masa depan.

Dengan infrastruktur memadai yang dapat diskalakan (scalable), CLS Manado-Minahasa dirancang untuk mendukung beberapa sistem kabel bawah laut sekaligus. Fasilitas ini telah dilengkapi dengan Beach Man Hole (BMH) serta jaringan front-haul yang andal, menjadikannya titik pendaratan ideal untuk sistem kabel bawah laut dan platform digital masa depan.

Peluncuran Cable Landing Station Manado-Minahasa mencerminkan lebih dari sekadar koneksi fisik, ini merupakan simbol transformasi digital Indonesia. Dengan mendukung Bifrost dan berbagai proyek kabel internasional lainnya yang akan datang, aset strategis ini akan memperkuat konektivitas regional, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat peran Indonesia sebagai simpul utama dalam jaringan digital global.